Jumat, 12 Agustus 2011

Love isn't Fortune

Oleh : zHibuokscha

Davina adalah wanita biasa yang tidak mempunyai kecantikan yang serupa dengan artis-artis film. Bukan juga cantik karena polesan make up tapi setidaknya masih layak untuk dipandangi. Kata orang karakternya sederhana, mampu membawa diri seperti aliran air mengikuti arus. Pergaulannya juga gak kuper amat sebab dia mampu terbawa dengan suasananya, tapi sayang punya pengalaman cinta yang suram. Mulai beranjak remaja hingga sekarang jodohnya masih jalan ditempat saja. Seperti ini ceritanya :

Dulu waktu dia masih SMP, dia pikir saatnya membuka diri untuk mencari teman share (lawan jenis) buat pacaran selain teman-teman biasa. Teman-teman biasa ini dimaksudkan yaitu teman yang hanya dijadikan sebagai teman bermain, bergaul, ngobrol sana-sini yang jelas intinya have fun rame bukan untuk orang something special.

Davina termasuk orangnya tertutup, butuh waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan, tetapi sekali kenal pastinya susah untuk dilupakan bahkan bisa bikin ngangenin loh (ngarep.com).

Lanjut ke cerita, dua bulan waktu yang dia butuhkan untuk beradaptasi dengan teman-teman sekelasnya dan mempelajari karakter teman-temannya. Saat semuanya sudah bisa teratasi barulah Davina membuka diri kepada mereka bahwa seperti apakah dirinya ini. Awalnya berteman dengan teman sebangnya kemudian teman-teman yang duduk di bangku depannya, bangku belakang, bangku sebelah kiri, bangku sebelah kanan dan akhirnya sekelas..

Kisah “first love” Davina diawali dengan kedekatannya dengan seorang teman bernama Dzaky. Awal kedekatannya hanya bermodalkan otak dimana Davina ini tergolong teman yang pandai sebab nilai-nilai mata pelajarannya selalu memuaskan. Karena sering melakukan aktifitas belajar bareng, pulang sekolah bareng-bareng, dihukum bareng-bareng, sampai seringnya bertemu secara tidak sengaja, Davina tidak menyadari klo seorang Dzaky mampu menumbuhkan benih cinta pada diri seorang Davina yang tomboy. Ya.. Davina sadar klo Dzaky termasuk tampan, tinggi, dan cool. Tapi setidaknya dia masih bisa membawa diri agar tidak ketahuan oleh Dzaky bahwa Davina suka padanya waktu itu.

Keakraban mereka diketahui oleh salah seorang guru kelasnya, merasa tidak yakin, makanya ibu guru tersebut mengetest mereka dengan cara Davina duduk sebangku dengan Dzaky saat ujian midtest, dan alhasil nilai ujiannya termasuk tinggi kedua dari nilai Davina yang memang berada paling puncak sedangkan teman-teman yang lainnya jauh dibawah nilai mereka. merasa belum puas, Ibu guru tersebut mengetes mereka lagi dengan cara yang sama tapi Davina bukan lagi duduk sebangku dengan Dzaky melainkan teman wanita, merasa dipisahkan darinya, Davina pun jadi kurang semangat, ternyata dari tingkahnya itu ibu guru pun mengetahui klo Davina sebenarnya secara diam-diam menyukai Dzaky.

Semenjak saat itu Davina pun didukung penuh oleh ibu guru tersebut secara diam-diam. Davina rasa hubungan itu hampir membuahkan hasil saat dia mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Dzaky klo dia suka padanya bila tiba waktunya nanti. Diterima atau nggak setidaknya hati bisa “plong” dan gak ada rahasia-rahasiaan yang perlu pengungkapan bila terdesak. Hingga suatu ketika saat pembagian raport kelas Dzaky absent gak masuk sekolah. Libur sekolahpun Dzaky masih gak masuk selama seminggu, dan ternyata kabar yang Davina temukan kalo dia sudah pindah mengikuti ayahnya di propinsi lain. Alhasil, penyakit hati itu muncul. Sakitnya minta ampun bahkan mengalahkan rasa sakit gigi atau penyakit lain yang datang menyerang. Patah hati pun terjadi hingga Davina menemukan lagi cintanya yang kedua dengan orang yang berbeda.

Kesimpulannya, jika cinta dia jangan coba-coba menyembunyikan perasaanmu padanya. Coba ungkapkan dengan bodylanguage bila kamu malu mengungkapkan “cinta” pertama kali padanya agar dia tahu klo kamu cinta padanya. Jika dia tidak mencintaimu setidaknya kamu sudah tahu perasaannya padamu dengan cara dia menghindarkah, dia menjauh kah atau dia bilang “aku belum cinta padamu”. Dan jangan sampai rasa sesal datangnya belakangan.

Kisah cintanya yang kedua, ketiga dan yang sekarang ceritanya masih mengulang kisah yang sama dengan first love di SMP dulu, rasa kagum terhadapnya yang membuat Davina malu untuk mengungkapkan perasaannya pada Chevo. Kata Ronald Frank “rasa nyaman dan ada hubungan batin tapi tidak tertarik hanya menjadikan teman dekat”, yang itu Davina rasakan. Segala cara dia lakukan untuk mendapatkan hatinya hingga Davina merubah karakternya yang awalnya tomboy menjadi feminim, hingga perubahan karakter seperti wanita idamannya pun dia lakukan berdasarkan bocoran dari Chevo secara diam-diam tapi Chevo masih juga tidak tertarik padanya. Semua orang tahu klo mereka dekat bahkan dikiranya pasangan kekasih. Pendekatan hingga ke keluarganya pun Davina lakukan agar Davina mendapat dukungan penuh.

Suatu ketika kesalahan pun terjadi, lama dia menunggu Chevo mengatakan cinta padanya. Semua teman wanita Davina mengungkapkan kelebihan-kelebihan pasangannya masing-masing sedangkan dirinya waktu itu masih menunggu jawaban dari si Chevo. Tiba gilirannya ditanya “apa kamu sudah punya pacar blum Davina?” sambil melihat wajah Chevo dan berharap Chevo mengungkapkan perasaannya pada Davina sekenanya Davina menjawab “iya..”. pertanyaan lain timbul dari teman lain “asli mana dan sejak kapan kalian pacaran?”. Davina memandangi lagi wajah si Chevo dan berharap dia yang menjawab pertanyaan kedua itu, tapi sayang masih juga tak ada respon dan akhirnya Davina berbohong pada teman-temannya soalnya dia malu pada mereka sebab semenjak kuliah dulu Davina belum pernah dilihatnya pacaran. Davina bilang pada mereka bahwa dia menemukan pujaan hatinya di internet, dia asli Tunisia, dia berkomunikasi kadang menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Jerman, dan sekarang mereka dah jalan 7 bulan padahal mereka hanya berteman sekedar chat saja. Davina melihat wajah Chevo yang menahan rasa kecewa padanya tapi Davina berharap Chevo mau memaafkannya dan menerima alasan Davina bila dia mengungkapkan padanya nanti.

Seiring dengan waktu berlalu akhirnya Chevo terbuka pada Davina, dia menceritakan wanita yang dia incarnya sekarang ini dan ternyata teman seangkatan pula waktu kuliah dulu. Betapa sakitnya perasaan Davina, ternyata selama ini dia mendekati Davina hanya karena mempelajari karakter wanita idamannya. Karena merasa kecewa dan sesal akhirnya Davina memutuskan untuk menjauh darinya, tak ada seorangpun yang tau hal ini, Davina salah menilainya.

Sampai sekarang Davina masih menyimpan perasaannya pada Chevo. Dan kalo memang jodoh dengannya, pastinya dia mencari separuh hatinya yang Davina tinggalkan di dirinya. Davina dan Chevo masih sering berkomunikasi, bertemu juga walau mereka tidak tinggal se kota lagi. Tapi Chevo tidak akan pernah tahu perasaan Davina sebab Davina sulit untuk mengungkapkannya dan menganggap Chevo sebagai orang yang dikaguminya. Info terakhir yang Davina tahu dia ditolak oleh wanita idamannya itu berarti masih ada kesempatan untuk yang kedua buat Davina.

Kesimpulannya, jika cinta dia, jangan sekedar mengaguminya saja. Coba ungkapkan padanya jangan malu bilang duluan sebab inikan emansipasi. Jangan juga berharap lebih bila belum temukan jawabannya. Jangan merubah karakter dirimu menjadi yang dia inginkan sebab kamu adalah kamu, rubah sedikit sih boleh dan belum tentu kamu yang dia harapkan.

2 komentar:

  1. hadoh.. bacanya sakit mata nih... backgroun-nya....

    salam ngeblog!!!...

    BalasHapus
  2. sorry.. kan lagi belajar ngeblog.. so, backgroundnya asal2an hehhehehe...

    sekali lagi maap.. ^_^

    BalasHapus